Komunikasi : Mengurus Hal-Hal Kecil
penulis : Mohammad Fauzil Adhim
dipetik dari : Agar Cinta Bersemi Indah
Ibnu Umar berkata, “Izinkan kami di sini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari semua yang pernah engkau saksikan pada diri Nabi.â€
Aisyah menarik nafas panjang. Kemudian, dengan terisak menahan tangis, ia berkata dengan suara lirih, “Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.â€
Masih dengan suara lirih, Aisyah bercerita, “Suatu malam, ketika dia tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata, ‘Ya Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Tuhanku.’ Aku berkata, ‘Sesungguhnya, aku senang merapat denganmu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.’ Dia bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri sholat, kudengar dia terisak-isak menangis hingga air matanya membasahi janggut. Dia lalu bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh air mata. Dia lalu berbaring dan menangis hingga datanglah Bilal untuk memberitahukan datangnya waktu subuh.â€
Penggalan kisah ini dinukil oleh Ibnu Katsir ketika menafsirkan surah Ali Imran. Ada banyak hal yang bisa kita renungkan, di antaranya tentang akhlak suami kepada istrinya. Bayangkan, untuk melakukan sholat malam saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin kepada istrinya. Padahal tanpa izin istri pun, bahkan tanpa sepengetahuannya, ibadah kita tetap sah sepanjang memenuhi syarat dan rukunnya.
Lalu, kenapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin kepada Aisyah?
Inilah kemesraan cinta seorang suami. Di dalamnya terhimpun penghormatan, kesetiaan, perhatian yang tulus, serta cinta yang bersih. Ketika semuanya terhimpun dalam jiwa yang agung, lahirlah perilaku yang menyentuh hati sehingga lisan Aisyah hanya sanggup berkata, “Semua tentangnya menakjubkan bagiku.â€
Saya teringat seorang istri yang datang menemui saya untuk mengeluh. Ia merasa pernikahannya kering dan hambar. Rasanya tak ada lagi kemesraan yang dapat diharapkan. Suaminya begitu dingin dan tidak memberi perhatian yang diinginkannya, sehingga kemesraan hanya menjadi impian yang harus ia gigit dengan getir, padahal pernikahan baru berjalan sekitar dua tahun.
“Sepertinya, saya tidak berarti di hadapan dia. Saya nggak pernah diperhatikan,†kata ibu kita ini. Sesekali ia berhenti bicara agar air matanya tidak tumpah. Ia tak kuat menahan kesedihan karena rasanya sudah tak ada cinta lagi dalam perkawinannya. Menurutnya, dirinya dibutuhkan hanya ketika suami mau melakukan hubungan intim. Selebihnya tidak.
Apa yang dialami oleh saudara kita ini sangat menyedihkan atau malah mengenaskan. Akan tetapi, apakah suami benar-benar brengsek dan tidak berperasaan? Bukan demikian.
Masalahnya ternyata lebih banyak disebabkan oleh perkara-perkara kecil, yang karena tampak kecil, tidak banyak memperoleh perhatian. Salah satunya adalah “keengganan†suami untuk berpamitan ketika hendak bepergian atau memberi tahu saat akan melakukan sesuatu.
Istri merasa diabaikan dan tidak dianggap oleh suaminya, meskipun suami sebenarnya melakukan “kesalahan†itu hanya ketika keluar rumah untuk keperluan kecil yang tidak terlalu jauh jaraknya dari rumah. Bagi suami, tidak berpamitan tatkala hendak beli majalah bukanlah berarti mengabaikan istri. Terlalu berlebihan kalau istri merasa suaminya tidak memperhatikan, apalagi sampai tidak membutuhkan, hanya karena suami tidak bercerita tentang letih penatnya di kantor.
Akan tetapi, inilah kenyataannya. Little things mean a lot. Banyak perkara kecil yang kalau kita perhatikan justru memberi makna yang besar. Apa yang tampaknya sepele bagi suami bisa jadi justru sangat berarti bagi istri. Sebaliknya juga demikian, perkara yang sangat berarti bagi suami bisa jadi dianggap sepele bagi istri. Di sinilah, kita bisa merasakan betapa membahagiakannya ketika suami memperhatikan hal-hal kecil yang memberi makna bagi istri.
Apa yang membuat Bunda Aisyah tak sanggup menahan air mata rindu justru karena “perilaku kecilâ€, yakni minta izin ketika hendak mendirikan sholat malam. Akan tetapi, mungkinkah kita memperhatikan soal-soal kecil yang membahagiakan istri kalau kita tidak memiliki perhatian besar?
http://flpjepang.com/?p=120