Keluarga Sakinah


Email This Post

Oleh : Nurjannah Suharjo

(Republika, Senin, 24 Juli 2006)

Setiap pasangan suami istri tentu sangat mendambakan bahtera rumah tangga yang didayungnya dinaungi kebahagiaan, atau dalam Alquran disebut keluarga sakinah mawaddah warahmah. Keluarga sakinah artinya jalinan seisi rumah tangga diliputi ketenangan, cinta, dan kasih sayang.
”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram (sakinah) di sampingnya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang.” (QS Ar-Ruum [30]: 21).

Untuk mewujudkan keluarga sakinah, Rasulullah SAW telah memberikan beberapa resep. Pertama, niat awal pembentukan rumah tangga adalah untuk beribadah dan melaksanakan sunnah Rasulullah SAW. Karenanya, kriteria utama pemilihan pasangan hidup adalah landasan penghayatan dan pengamalan Islam masing-masing pihak.

”Maka pilihlah karena agamanya, niscaya selamat.” (HR Bukhari Muslim). ”Jika datang seorang laki-laki yang kalian suka dengan agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah. Jika kalian tidak melakukannya, maka akan terjadi fitnah di muka bumi, dan akan terjadi kerusakan yang nyata.” (HR At-Tirmidzi).

Kedua, bila suami isteri hendak melakukan hubungan pun hendaknya tidak lepas dari niat ibadah. Rasulullah SAW membimbing setiap pasangan rumah tangga yang akan melakukan hubungan suami istri agar diawali dengan doa. ”Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari seitan, dan jauhkanlah seitan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.” (HR Bukhari Muslim).

Ketiga, menghidupkan suasana keluarga dengan ruh semangat ibadah. Di antaranya membiasakan anggota keluarga bangun pagi untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah, merutinkan bertadarus baca Alquran setiap usai Maghrib, menghiasi rak-rak buku dengan bacaan akhlak dan kisah-kisah mulia, atau mengajari anak makan dengan tangan kanan dan membaca Bismillah.

”Muliakankah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan akhlak yang baik.” (HR Ibnu Majah). ”Lakukanlah ketaatan kepada Allah dan jauhilah maksiat kepada-Nya. Serta perintahkanlah anak-anakmu mematuhi Allah dan menjauhi larangan-Nya. Itulah pencegahan bagi mereka (orang tua) dari api neraka.” Jika ini dilakukan, diharapkan akan timbul ketenangan dalam perjalanan rumah tangga atas curahan rahmat Allah SWT Sang Pemberi Ketenangan. Sebuah gambaran keluarga qurrota a’yun (yang sedap dipandang mata) karena rangkaian ibadah dan akhlak yang melingkupinya. Dan bagi orang-orang beriman hal itu bukanlah suatu yang mustahil untuk diwujudkan.

http://kpii.net/main/index.php?option=com_content&task=view&id=66&Itemid=53

Dipublikasikan pada: 30/3/2007 | 13 Rabbi al-Awwal 1428 H | Hits:
Email This Post Kirim ke teman | Print | Trackback | del.icio.us | Ke atas