Menyambut Kedatangan Suami
” Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya” (Qs. 30 : 21)
Sebuah rumah tangga merupakan perwujudan dari perpaduan antara laki-laki dan
perempuan yang bersifat alami di mana satu sama lain saling membutuhkan.
Dibangun berdasarkan ibadah memenuhi sunnah Rosulullah SAW bukan semata-mata
kebutuhan biologis yang temporer. Pertumbuhan rumah tangga berdasarkan
ibadah tersebut berkembang mulai dari rasa mawaddah dan rahmah menuju rumah
tangga sakinah.
Kedua insan yang berada di dalamnya akan saling melindungi dengan watak,
tabiat dan kepribadian masing-masing. Rumah tangga merupakan perpaduan dari
perbedaan
kecakapan, kecerdasan, ketrampilan, kemampuan kerja, berfikir dan
sebagainya.
Perpaduan antara keduanya merupakan kerja sama dalam mempersamakan
kedudukkan dan memisahkan tugas antara suami dan istri, dimana satu sama
lain adalah perhiasan bagi masing-masing.
Kelembutan seorang istri baik dalam berbicara maupun dalam sikap hidup,
merupakan senjata yang ampuh dalam membina rumah tangga.
Sikap ini bisa dimulai dengan bagaimana seharusnya seorang istri menyambut
suaminya sehabis bepergian.
Terlintas sepintas masalah ini adalah masalah sepele yang terjadi sepanjang
hari, bahkan lebih dari satu kali. Namun sikap menyambut yang baik merupakan
suatu gerbang rumah tangga sakinah.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tugas mulia ini,
yaitu :
1. Sambutlah kedatangan suami dengan muka yang manis, air muka yang jernih
dan berseri akan memberikan kesejukan dan kedamaian di hati suami.
Menghilangkan keletihannya, ketegangan fikirannya dan dapat mengusir
kegalauan hatinya setelah di terpa oleh debu-debu jahiliyah di luar rumah.
2. Tampilah dengan penampilan yang segar dan berhias yang baik. Wanita
sholihah adalah wanita yang cantik lahir bathin, yang tercermin dalam sikap
hidupnya sehari-hari. Secara fisik darah daging dan tulang belulang bersih
dari benda-benda haram, sedangkan bathinnya bersih dari kekotoran kejiwaan
karena selalu di cuci dengan rinso samawi.
Islam meletakkan ukuran kecantikan pada jiwa yang tunduk terhadap Allah dan
Rosul-Nya, sekalipun Allah meminta jiwanya apalagi cuma sekedar meminjamkan
suaminya untuk memperjuangkan tegaknya dienul islam. Lalu bagaimana
berhias yang baik ?
Berhias mempercantik diri secara jasmaniah sesuai dengan selera yang di
minati oleh suami tanpa melanggar ketentuan Allah terhadap pemakaian
alat-alat berhias yang di haramkan seperti cemara, bulu mata palsu, mengikir
alis dan gigi, atau operasi plastik. Bagi wanita sholihat tidaklah cukup
hanya berhias jasmaniah saja, juga harus menghias bathiniah dengan akhlaq
yang mulia. Alangkah bahagianya suami melihat istri dapat menyejukkan
hatinya, pada menempatkan diri dalam ketaatan pada suami dengan akhlaqul
karimah untuk mendapatkan mardhotillah (ridho Allah). Dikala suami tidak ada
di rumah dia dapat menjag amanah harta suaminya walau sekecil apapun, juga
terhadap anaknya bahkan terhadap dirinya selaku istri.
” Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. … ” (QS.33:33)
3. Memberi kabar manis pada suami : siapakah yang tidak mengerti banyaknya
problem yang di hadapi wanita sholihat selama berada di rumahnya ? Tetapi
dapatkah kita menahan diri untuk menunda memberi tahukan berita buruk pada
suami
ketika baru saja ia kembali.
4. Temanilah suami beristirahat dengan cerita-cerita yang indah dan menarik
hati agar dada yang sesak dapat lapang kembali, pikiran yang kusut dapat
jernih kembali setelah situasi dan kondisi telah normal kembali dan suami
telah siap untuk menerima masalah kembali, barulah diceritakan problem yang
ada dan didiskusikan pemecahannya.
5. Menyiapkan makanan. Biasakanlah agar suami dapat menyempatkan diri makan
di rumah bersama-sama. Untuk itu wanita sholihat harus cekatan dan
menentukan waktu dan menyediakan menu makanan sesuai dengan selera suami.
Tidak usah takut gagal, setiap suami akan merasakan kenikmatan dari
kelezatan makanan yang dihidangkan dengan bumbu penyedap mawaddah wa rahmah.
Demikianlah beberapa tip yang dapat di coba sebagai langkah persiapan
menyambut suami dengan baik. Semoga dapat di rasakan hikmahnya.
” Allah SWT itu indah dan ia mencintai yang indah, murah hati dan menyukai
kemurahan hati, menyukai akhlaq-akhlaq yang luhur dan membenci akhlaq yang
rendah. ”
(Ummi Hanif)
source: milis-annahl
http://al-azzam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=31