Istri Rantisi: Saya Berharap Dapat Menyambutnya di Surga


Email This Post

Gaza Syahidnya para pemimpin dan tokoh perlawanan Palestina memang tidak terlepas dari antek dan mata-mata penjajah Israel. Begitulah yang dirasakan istri Syahid Abdul Aziz Rantisi Ummu Muhammad, mengenai gugurnya sang suami. Karenanya, Ummu Muhammad meminta pemerintah Palestina untuk membersihkan masyarakat Palestina yang suci ini dari orang-orang yang disebutnya “para bakteri” penyakit. Begitulah Ummu Muhammad menamainya untuk menyebut para antek dan mata-mata yang memainkan peran besar dalam operasi pembunuhan pemimpin Hamas di Gaza.

Dalam dialog dengan televisi Arabia, Rabu (21/04), Ummu Muhammad mengatakan bahwa dirinya sudah mempresiksikan akan kesyahidan sang suami. Karena dia yakin bahwa akhir segala kehidupan adalah kematian dan akhir bagi setiap mujahid adalah syahadah (mati syahid). Karenanya, dia mengaku sudah menyiapkan diri dan meninggalkan pekerjaannya untuk menyambut para pelayat yang datang begitu dia mendengar berita kesyahidan sang suami.

Istri Rantisi ini menambahkan bahwa dirinya bukanlah satu-satunya istri yang suaminya menjadi buron, dipenjara atau mati syahid. “Ada banyak ribuan wanita Palestina yang hidup dalam kondisi seperti ini,” tuturnya mantap. Oleh karenanya, Ummu Muhammad mengisyaratkan bahwa dirinya sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk terus berjalan di atas jalan yang ditapaki sang suami. “Saya tahu bahwa jalan itu bukanlah hamparan yang bertebaran dengan bunga-bunga, di sana ada banyak tribulasi dan pengorbanan,” ungkapnya menegaskan.

Namun begitu, sebagai manusia dia tetap merasakan apa yang dirasakan orang lain akibat kepergian sang suami. “Respon saya begitu tahu berita kesyahiadan dokter Rantisi adalah layaknya seperti wanita para umumnya yang kehilangan orang yang dikasihinya. Tapi alhamdulillah, saya dapat mengendalikan diri sebagaimana yang diajarkan agama saya,” tuturnya mengenang saat mendengar berita gugurnya sang suami. Ummu Muhammad melanjutkan, “Kemudian saya berwudhu, shalat dan memuji Allah Ta’ala. Cita dan harapan saya adalah agar aku dapat menyambutnya di Surga (tempat menetap yang dirahmati Allah).”

Menganai kenangannya dengan dokter spesialis anak ini, Ummu Muhammad mengatakan, “Rantisi adalah sebaik-baik suami bagi istrinya, sebaik-baik bapak bagi anak-anaknya. Dia adalah orang yang penuh cinta dan kasih sayang dalam bergaul dengan putra-putrinya, dia sangat mencintai anak-anaknya. Dia adalah seorang bapak yang penuh kebaikan dan mertua yang dicintai para menantunya. Dia sukses dalam semua itu karena mengatualisasikan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “khairukum khairukum liahlihi wa ana khairukum li ahli (sebaik-sebaik dari kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya, dan aku asalah yang terbaik dari kalian bagi keluargaku).”

“Misi seorang wanita muslimah tidak berhenti kepada pendidikan anak-anaknya dan memelihara rumah saja, namun dia harus bisa menjadi produsen yang menciptakan masyarakat muslim,” tegas istri Rantisi menambahkan.

Mengenai operasi pembunuhan suaminya yang terjadi pada Sabtu (17/04) lalu, Ummu Muhammad mengatakan, “Saat itu dia sedang berkunjung mendadal ke rumah keluarganya, beberapa jam sebelum dia syahid,” ungkap Rasha (Ummu Muhammad) yang saat itu sedang menerima ucapan ta’ziah dari ratusan wanita yang tengah berkumpul. Mereka mengatakan, Ummu Muhammad adalah yang dikepalanya ada ikat kepala hijau tertulis “laa ilaaha illallah”.

Ummu Muhammad melanjutkan, “Kunjungan ini terjadi sebelum dia syahid, ini adalah satu-satunya kunjungan yang dia lakukan selama dalam kondisi keamanan sulit yang dialaminya.” Rasha menegaskan bahwa dirinya yakin seyakin-yakinnya bahwa Hamas akan melakukan aksi balasan bagi suaminya meskipun ada banyak kendala.

Salah seorang wanita yang saat itu berkumpul bersama ratusan wanita di luar rumah pemimpin Hamas yang telah syahid ini mengatakan, “Kami telah kehilangan seorang singa (Palestina). Namun wanita-wanita Hamas akan melahirkan seratus singa setiap harinya.” Wanita ini juga menjelaskan bagaimana dia bersama anaknya kecilnya meninggalkan rumah setiap kali terjadi aksi. Dia mengisyaratkan, “Rantisi sudah sangat yakin bahwa akhir kehidupan manusia adalah kematian, namun akhir kehidupan seorang yang berjihad di jalan Allah adalah syahadah (mati syahid).”

Kepada rakyat Arab dan dunia Islam, Ummu Muhammad menyampikan pesan penuh semangat. Dia mengatakan, “Cukuplah bagi kami kehinaan dan cukuplah bagi kami diacuhkan (dari serangan musuh). Gambarannya sudah sangat jelas, bahwasanya tidak ada pilihan di hadapan kita kecuali kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar kita dapat kembali mendapatkan kemuliaan dan kehormatan kita.”

Kepada rakyat Palestina, Ummu Muhammad menyampaikan salam penghormatannya. Dia mengatakan, “Bersabarlah wahai rakyat yang tengah berjuang, sesungguhnya kita berada di bumi perjuangan. Kalian persembahkan syahid demi syahid, namun tetaplah bersabar sesungguhnya kemenangan bersama kesabaran. Bahwa setiap kali gempuran dan serbuan meningkat maka setiap kali pula kekuatan dan kegigihan rakyat ini bertambah, mereka semakin mengokohkan barisan untuk menghadapi musuh itu…”

Kepada Brigade al Qassam, Ummu Muhammad berpesan, “Dalam kesempatan ini, saya hanya dapat mendoakan kalain Allah, semoga Dia menolong dan memenangkan kalian dan meneguhkan langkah kalian. Saya tahu bahwa musibah begitu terasa besar dengan hilangnya seorang pemimpin, namun selama Allah berkuasa maka Dia tidak akan menyia-nyiakan rakyat Palestina dan tidak akan menyia-nyiakan persoalan (Palestina).”

http://www.boemi-islam.com/node/163

Dipublikasikan pada: 25/3/2007 | 08 Rabbi al-Awwal 1428 H | Hits:
Email This Post Kirim ke teman | Print | Trackback | del.icio.us | Ke atas