Anak dan Istri
Oleh : Taufik Munir
(Republika, Jumat, 04 Agustus 2006)
Musuh utama kita ialah apa dan siapa saja yang berusaha menutupi jalan (menuju) Allah SWT, membuang-buang waktu dan harta tanpa guna. Atau, apa pun yang mengikis semangat ketakwaan kita kepada-Nya. Siapakah mereka?
Mereka adalah setan yang disebut dengan jelas sebagai ‘musuh nyata’ (QS Fathir [35]: 6). Jika istri dan anak melalaikan diri kita untuk mengingat Allah SWT, inipun akan menjadi musuh yang diwaspadai (QS At-Taghabun [64]: 14-15).
Rasulullah SAW pernah memberi peringatan agar umat Islam selalu memanfaatkan waktu sebelum peluang hilang dan menjaga umur sebelum tutup usia. ”Jagalah lima sebelum lima, masa mudamu sebelum masa tuanmu, kayamu sebelum miskinmu, sehatmu sebelum sakitmu, masa lapangmu sebelum masa sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Ahmad dan Nasa’i).
Setan sebagai musuh yang abstrak tentu tak mudah ditaklukkan kecuali dengan inayah Allah SWT. Dan, manusia tak punya daya dan upaya kecuali melalui pertolongan-Nya semata.
Karena itu, kita diperintahkan Allah SWT untuk selalu mengulangi minta bantuan-Nya tak kurang 17 kali sehari semalam. ”Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.” (QS Al-Fatihah [1]: 4).
Kata ahli hikmah dawamul hal minal muhal (tak ada keadaan yang abadi). Iman kita selalu berkurang dan bertambah. Semakin taat kepada Allah SWT, iman semakin bertambah. Dan semakin sering bermaksiat, maka kualitas iman makin berkurang.
Kualitas iman ini tidak akan mengakar ke dalam hati dan keseharian, kecuali bila selalu mencontoh kebajikan orang-orang saleh, juga adanya lingkungan yang steril dari penyakit sosial. Konon pada suatu hari Hanzalah keluar rumah sembari memaki diri, ‘Dasar Hanzalah munafik!’.
Abu Bakar lantas menanyakan maksud perkataan Hanzalah tadi. Hanzalah menjelaskan, ”Pada suatu hari kami di samping Rasulullah SAW dan menceritakan perihal surga dan neraka, seolah kami benar-benar melihat dengan mata kepala sendiri. Tapi, tiap kali keluar dari situ, kami bercanda dan tertawa-tawa lagi bersama istri dan anak-anak. Kami sering melupakan, dan banyak yang kami sia-siakan.”
Abu Bakar merespons, ”Demi Allah, aku pun pernah mengalami apa yang kau alami.” Lalu mereka sama-sama menghadap Rasulullah SAW dan mengadukan kejadian itu. Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya jika engkau keluar dari sampingku seperti ini niscaya malaikat akan menyertai kalian baik di lantai dan di jalan-jalan. Tetapi, wahai Hanzalah, itu tak apa-apa. Sesaat saja sesaat saja.”