Bahagiakan Diri dengan Satu Istri


Email This Post

312 hlm. 14 x 20,5 cm
Rp. 34000,-

Sejarah kehidupan Nabi mencatat bahwa beliau melakukan monogami selama hampir 25 tahun dengan Khadijah, sedangkan kehidupan berpoligami dijalani selama 10 tahun, sebagaimana diwartakan Aisyah r.a., “Nabi Saw. tidak memadu Khadijah hingga dia meninggal dunia.” (HR. Muslim)

Jika sebagian tokoh gencar memperkenalkan poligami sebagai Sunah Nabi yang terkesan ‘harus diikuti’ dengan menegasikan nilai-nilai positif monogami, tentu saja ini aneh. Apalagi pembolehan syariat untuk menikahi hingga empat perempuan pun ditetapkan di zaman ketika kaum lelaki dianggap wajar memiliki puluhan bahkan ratusan istri.

Namun di sisi lain, kita juga merasa pilu bila menyaksikan para janda akibat konflik di Ambon dan Ternate yang menghajatkan hadirnya pengganti mendiang suami mereka, sementara mengharapkan jejaka yang secara sukarela menikahinya sangatlah sulit. Di sini kita memahami betapa Islam sangatlah bijak memperbolehkan poligami.

Sungguh tidak layak jika masalah poligami yang ramai dibicarakan khalayak harus membuat hati lelaki berbunga-bunga, hati perempuan menjadi kecut, lalu para mubalig disibukkan dengan menjelaskan nilai-nilai positifnya, hanya dengan alasan ‘membela syariat’. Jujur saja, di alam realitas, amalan syar’i yang satu ini memang tidak mudah diwujudkan karena banyaknya faktor yang memengaruhi. Buku ini hadir bukan untuk melibatkan diri dalam ‘komunikasi rumit’ antara pihak lelaki dengan perempuan dalam isu poligami. Namun, ia ingin berbicara lebih bersahaja; memahami ketetapan syariat sekaligus memahami konteks di alam realitas. Sesuai judulnya, karya ini mengungkap lebih jujur berbagai hal seputar indahnya berumah tangga dengan satu istri.

http://www.eraintermedia.com/index.php?lihat=sinopsis&id=51

Dipublikasikan pada: 25/3/2007 | 08 Rabbi al-Awwal 1428 H | Hits:
Email This Post Kirim ke teman | Print | Trackback | del.icio.us | Ke atas