Arsip 4. Memilih Pasangan & Ta’aruf

Ta’aruf Tetapi Tidak Cocok

Assalamu’alaikum wr. wb. Ustad, baru-baru ini ana berta’aruf dengan seorang akhwat (melalui ustad ana). Sang akhwat dan keluarganya sangat serius, tetapi sebaliknya ana merasa kurang cocok dengan akhwat tersebut. Ana ingin bertanya : 1. Bolehkah ana menghentikan proses ta’aruf ini ke jenjang yang lebih lanjut? 2. Bagaimana/ apa alasan yang tepat untuk menghentikan proses ini […]

Kriteria Memilih Pasangan Hidup

Dalam menentukan kriteria calon pasangan, Islam memberikan dua sisi yang perlu diperhatikan. Pertama, sisi yang terkait dengan agama, nasab, harta, maupun kecantikan. Kedua, sisi lain yang lebih terkait dengan selera pribadi, seperti masalah suku, status sosial, corak pemikiran, kepribadian, serta hal-hal yang terkait dengan masalah fisik, termasuk masalah kesehatan dan seterusnya. a. Masalah yang Pertama […]

Menjadi Perantara Ta’aruf

Siapa saja bisa menjadi perantara, misalnya orangtua, teman, saudara, ustadz, dan sebagainya. Kita pun bisa menjadi perantara, asalkan kita tahu dengan jelas siapa yang akan diperantarai. Bagi yang ingin menjadi perantara yang baik, setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Memberi Informasi Obyektif Memberi keterangan yang informatif sehingga dapat bermanfaat bagi calon […]

Taaruf : Apa aja yang dibicarakan? Apa ada kemungkinan gagal?

Assalammu’alaikum ana mau tanya Ustadz. Apa aja yang di bicarakan pada saat Ta’aruf sebelum khitbah..? Apakah masih ada kemungkinan gagal pada saat Taaruf..di kerenakan belum ada ikatan-ikatan.. Jazakumullah Feri Jawaban: Assalamu `alaikum Wr. Wb. Bismillahirrahmanirrahiem. Alhamdulillahi Rabbil `Alamin. Wash-shalatu Was-Salamu `alaa Sayyidil Mursalin. Wa ba`d, 1. Ruang lingkup Taaruf dalam rangka membentuk keluarga yang islami […]

Masa Menunggu Keputusan Ta’aruf

Assalamualaikum, Ustadz, setelah 5 bulan dari proses awal dan 2 bulan dari kontak terakhir, ternyata masih belum ada jawaban pasti mengenai ok atau tidaknya proses, pihak perempuan pernah menanyakan langsung kelanjutannya, tapi katanya lihat saja nanti krn kita tidak tahu apa yang akan terjadi sekian detik lagi. Apakah ini dapat dikategorikan menolak dengan cara halus? […]

Ketika Allah Menjadi Alasan Paling Utama

Oleh : Rico Atmaka Sahabat-sahabat, ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan untuk menikah dan menyegerakannya. Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan dengan siapa aku akan menikah. Aku tidak banyak bertanya tentang calon istriku, aku jemput dia di tempat yang Allah suka, dan satu hal yang pasti, aku […]

Memilih Pasangan Hidup

Disampaikan di Majelis SEHATI ke V Daarut Tauhiid Jakarta Antara memilih dan dipilih. Begitulah sesungguhnya hidup ini. Hal ini dikarenakan kehidupan manusia di dunia ini sering diwarnai sebuah proses pilihan hidup yang saling susul menyusul, yang selalu hadir dalam dua buah kondisi : Memilih ataukah dipilih! Dan salah satu kenyataan hidup yang tak dapat kita […]

Jika Kau Menjadi Istriku…

Oleh : Abu Aufa Jika seorang lelaki ingin menarik hati seorang wanita, biasanya yang ditebarkan adalah berjuta-juta kata puitis bin manis, penuh janji-janji untuk memikat hati, “Jika kau menjadi istriku nanti, percayalah aku satu-satunya yang bisa membahagiakanmu,” atau “Jika kau menjadi istriku nanti, hanya dirimu di hatiku” dan “bla…bla…bla…” Sang wanita pun tersipu malu, hidungnya […]

Kiat Mengenal Calon Tanpa Pacaran

Untuk mengenal calon tanpa pacaran dapat kita ketahui melalui cara-cara yang efektif, yaitu : 1.Bertanyalah kepada orang yang dianggap paling dekat dengan calon tersebut yang dapat dipercaya sehingga Insya Allah informasi yang kita dapatkan cukup objektif. Dari sinilah kita dapat mengenali sifat-sifat yang tidak nampak dalam tampil sekejap dan sifat-sifat ini penting bagi yang ingin […]

Pilih : Ta’aruf atau Pacaran

Dikalangan tertentu pacaran tidak dikenal, pun mereka tahu tetapi cenderung menghindari karena menganggap gaya itu tidak lagi mutlak dilakukan pada masa pranikah. Selain dinilai tidak sesuai dengan norma agama -ini terbukti dari pengalaman sepanjang sejarah keberadaan manusia bahwa pacaran cenderung kelewat batas bahkan tidak sedikit yang amoral- juga berkembangnya pemikiran bahwa satu kesia-siaan saja berjalan […]